Nasib
si Wayang
Di
pedesaan Jawa, khususnya masyarakat tradisional di masa lalu lebih menonton
wayang di banding sekarang. Di banyak tempat, wayang merupakan tontonan paling
diminati, tokoh maupun kisahnya menjadi pegangan sikap banyak orang. Cerita
dalam wayang banyak mengungkapkan tentang nilai-nilai mulia dan positif,
seperti membela perjuangan, membela kebenaran, memerangi kejahatan,
kepahlawanan, kejujuran, keadilan, kesabaran dan cinta tanah air. Namun, di
dalamnya juga memuat banyak nilai-nilai kekerasan, kesadisan dan perkelahian,
serta senantiasa menggunakan episode peperangan dan konflik yang tiada henti.
Tetapi masyarakat lebih banyak
menikmati wayang sebagai hiburan atau tontonan, dimana episode yang paling
disenangi justru saat terjadi perkelahian dalam “goro-goro”. Pada episode ini
masyarakat lebih antusias dalam menonton wayang. Pertunjukan wayang biasanya
dilakukan karena masih adanya memegang teguh nilai-nilai tradisi baik acara
hajatan maupun bersih Desa. Adanya mitos jika tidak mengadakan kesenian wayang
maka suatu daerah tersebut akan terkena musibah. Sehingga mereka masih memegang
teguh tradisi tersebut.
Tapi
lagi-lagi masalah waktu yang membuat kesenian wayang ini sekarang semakin
luntur. Kesenian wayang ini dimainkan pada malam hari dan selesai menjelang
matahari terbit. Sehingga masyarakat lebih memilih istirahat dari pada melihat kesenian
wayang. Apalagi dengan adanya teknologi yang semakin canggih dan
hiburan-hiburan yang baru, menjadikan kesenian wayang kurang diminati lagi di
masyarakat.
Sabtu,
12 Maret 2016
#albumkehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar