NGOPI (Ngobrol Pintar) DIKALANGAN AKADEMISI
“Ngopi” Ini
berbeda dengan ngopi-ngopi lainnya. Sudah terlalu mainstream kalau ngopi di warung biasa. Tetapi kalau “ngopi” ini
lebih bermakna dan menjadikan orang lebih kritis dalam mengekspresikan
pendapatnya. Dalam penulisan ini “ngopi” dalam pengertian yang lebih bermakna
yaitu ngobrol pintar dengan para akademisi (mahasiswa). Ngobrol dikalangan
akademisi merupakan hal yang wajar, tetapi tidak semua akademisi ngobrol dengan
persoalan yang bisa dibahas dengan pengetahuan.
Terkadang
orang menganggap “ngopi” adalah hal yang tidak ada kerjaan. Tetapi hanya orang-orang
atau komunitas tertentu yang mengetahui bahwa mereka “ngopi” bukan hanya
sekedar untuk beristirahat dan berleyeh-leyeh
untuk melepas penat saja. Perspektif ngopi dikalangan masyarakat lebih
kebanyakan negatif, karena kurang kerjaan. Tetapi di dalam komunitas tertentu
menggunakan kata “ngopi” adalah untuk sebutan mereka dalam berdiskusi /ngobrol
pintar. Sehingga mereka terlihat bila menggunakan kata ngopi membuat orang yang
tidak memahaminya seperti berasumsi kurang kerjaan dan hanya membuang-buang
waktu.
“Ngopi”
dapat dilakukan dimana saja, sesuai kesepakatan kelompok yang menurut mereka
nyaman untuk mendiskisikan suatu masalah. Bahkan juga di warung kopi sambil
berdiskusi. Untuk manfaat “ngopi” itu sendiri dapat dirasakan pada kelompok
tersebut, selain untuk mempererat tali persaudaraan, mereka juga bisa lebih fine untuk mengungkapkan pendapat mereka
di dalam forum. Mendiskusikan permasalahan yang sedang aktual di media maupun
di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar