Selasa, 20 Oktober 2015

Antropologi Pendidikan



DIMENSI PENDIDIKAN TRADISIONAL (SEDERHANA)  DAN PENDIDIKAN MODERN

          Bagaimanakah dimensi antara pendidikan tradisional dan pendidikan modern? Sebelum lebih jauh membahas itu, kita bahas satu persatu mengenai pengertian kebudayaan, pendidikan tradisional dan pendidikan modern. Pendidikan merupakan proses olah pikir manusia dengan penanaman nilai dan norma yang kemudian disosialisikan. Kebudayaan merupakan kebiasaan yang dikembangkan oleh anggota suatu masyarakat, atau mungkin lebih luas yaitu semua cara hidup (ways of life) yang telah diperkembangkan oleh anggota-angggota suaatu masyarakat. Kemudian pendidikan tradisional merupakan (konsep lama) sangat menekankan pentingnya penguasaan bahan pelajaran. Dan pendidikan modern merupakan (konsep baru), yaitu ; pendidikan menyentuh setiap aspek kehidupan peserta didik, pendidikan merupakan proses belajar yang terus menerus, pendidikan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dan pengalaman, baik di dalam maupun di luar situasi sekolah, pendidikan dipersyarati oleh kemampuan dan minat peserta didik, juga tepat tidaknya situasi belajar dan efektif tidaknya cara mengajar.
          Pada dasarnya pendidikan mempunyai beberapa karakteristik secara umum dan berkaitan dengan kebudayaan, yang pertama semua kebudayaan menggunakan upah dan hukuman untuk mendorong dan membetulkan perilaku yang salah. Kedua masyarakat menyembunyikan pengetahuan penting tertentu dari anak-anak. Ketiga, para remaja kelompok sebaya cenderung memperkuat konformitas budaya, Pada dasarnya dalam masyarakat sederhana dan masyarakat modern kelompok sebaya mendorong anggota-anggotanya menjalankan standar moral orang tua mereka, meskipun dalam masyarakat modern sebaya juga merangsang mereka untuk memberotak terhadap orang tua mereka. Keempat Hampir tidak berbeda dimana-mana, kelompok dominan dalam satu kebudayaan menyusun sistem pendidikannya untuk memperkuat kedudukan mereka sendri.
          Nah, Sebelum lebih jauh membahas bagaimana perbandingan antara sistem pendidikan tradisional dan sistem pendidikan modern, terlebih dahulu akan diperbandingkan masyarakatnya sendiri. Bahwa pada dasarnya masyarakat sederhana sangat homogen karena sebagian besar anggota-anggotanya memiliki pengetahuan dan perhatian yang sama dan biasa dengan pemikiran, sikap-sikap, dan aktivitas dariseluruh anggota masyarakat. Kemudian pada msayarakat modern sangat kompleks, terspesialisasi, dan rapat penduduknya dengan demikian banyak informasi yang telah terkumpul sehingga banyak orang yang tidak tahu adanya pengetahuan.
          Pada kebudayaan modern membuat kompleksitas tinggi yang cenderung membuat mereka kurang sensitif terhadap dampak dari emosi massa dibandingkan masyarakat sederhana. Sedangkan bagi kebanyakan orang Barat suku sederhana kelihatannya seperti kekanak-kanakan dalam hal perobahan perasaan yang cepat. Kemudian ada juga anggota masyarakat kurang biasa berfikir reflektif dibandingkan orang Barat. Dan adanya keseragaman dan latar belakang dan pandangan dalam suku-suku sederhana mendorong munculnya reaksi yang sama terhadap stimulus yang sama.
          Dalam masyarakat modern unit keluarga tipikal adalah keluarga batih yang terdiri dari suami, isri dan anak-anak. Kemudian pada masyarakat sederhana pada umumnya unit keluarganya adalah keluarga luas, atau kelompok kekerabatan, yang terdiri dari beberapa generasi yang diikat bersama melalui garis laki-laki.
          Pada kepercayaan masyarakat modern adalah yang paling fundamentaldan yang punya efek paling jauh adalah kepercayaan akan kemajuan (progress). Bagi orang modern masa depan bersifat terbuka, dengan kepercayaan bahwa kondisi kemanusiaan, fisik dan spiritual, melalui penggunaan sain terhadap alam dan hubungan kemanusiaan, dapat diperbaiki hampir tidak terbatas. Sebaliknya bagi orang sederhanan bahwa, skema benda-benda tidak bisa berubah.  Kemudian pada masyarakat sederhanan menghayati asumsi-asumsi dasar yang sama, sedangkan sabiknya masyarakat maju orang dapat berbeda isu-isu yang besar tanpa menghancurkan kesatuan seluruh kebudayaan.
          Masyarakat sederhanan memenuhi kebutuhan yang relatif tetap dan dikenal semua, masyarakat industri modern mesti terus menerus menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru untuk terus menggerakkkan roda ekonomi. Pada ekonomi masyarakat modern lebih suka memperbaharui produk-produk lama dan membuat produk-produk baru lebih cepat dari permintaan konsumen. Kemudian pada masyarakat tradisional menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan bila barang tersebut diperlukan. Dengan demikian masyarakat sederhana satbil sebb kebutuhan anggota-anggotanya relatif terbatas, sedangkan masyarakat modern resah dan dinamis, karena diasumsikan bahwa kebutuhan anggota-anggotanya tidak terbatas.
             Nah, Pada kali ini pembahasan selanjutnya adalah dimensi pendidikan modern dan sederhana. Banyak perbandingan antara pendidikan yang diperoleh oleh masyarakat modern dan masyarakat tradisional.
          Pertama, Adanya perbedaan antara anak modern dan anak sederhana, mereka dalam mendapat pendidikan. Anak-anak sederhana turut serta secara aktif dalam kehidupan masyarakat. Dari sejak kecil mereka sudah di didik untuk mempunyai tanggung jawab,  kemudian di usia muda mereka berfikir bagaiamana menolong keluarganya untuk memperoleh penghidupan. Mereka mempunyai pengetahuan yang kurang terspesialisai dan sedikit keterampilan yang akan diajarkan, jadi banyak dari mereka lebih mengutamakan untuk membantu orang tua mereka, dari pada untuk sekolah. Dengan adanya kegiatan tersebut seolah-olah anak-anak memperoleh warisan budaya dengan mengamati dan meniru orang dewasa. Sedangkan pada masyarakat modern cenderung kurang menerima kebudayaan secara langsung pada prakteknya. Sekarang saja anak-anak modern agar memperoleh teknologi dan pandangan hidup dari orang tua mereka memerlukan waktu yang lebih panjang, sehingga lebih banyak terasing dari orang dewasa dalam masyarakat.
          Kedua, Pada dasarnya kebudayaan masyarakat sederhana dalam agen pendidikan formalnya adalah keluarga, kerabat, dan upacara inisiasi, dan belum mengenal adanya sekolah, karena sekolah munculnya terlambat dalam sejarah kebudayaan , dan dalam beberapa kebudayaan tidak sama sekali. Hanya saja kondisi yang meminta supaya sekolah muncul, karena sangat dibutuhkan oleh manusia yaitu: (1) Perkembangan agama yang melembaga dan kebutuhan unuk mendidik pendeta, (2) Pertumbuahan dari dalam atau penaklukan dari luar, yang memerlukan persiapan administrasi sipil dan militer, (3) Pembagian kerja, menuntut pendidikan dalam teknik khusus dan dalam masyarakat industri, kebutuhan akan huruf sebagai prasyarat keterampilan vokasional, (4) Konflik dalam masyarakat mengancam nilai-nilai tradisional dan kepercayaan-kepercayaan dan akhirnya menjurus kepada penggunaan pendidikan untuk menguatkan penerimaan warisan budaya.
          Perbedaan yang besar anatara pendidikan dalam masyaraka sederhanan dan masyarakat modern adalah pergeseran dari kebutuhan seseorang insividu untuk mempelajari sesuatu yang disetujui untuk mereka ketahui kearah apa yang dikatakan Margared Mead “kemauan beberapa individu untuk mengajarkan sesuatu yang tidak di sepakati bahwa siapapaun mempunyai keinginan untuk tahu”.
          Pada dasarnya anak masyarakat sederhana secara langsung mempelajari lebih dalam mengenai kebudayaannya, dengan adanya beberapa suku yag ada di Indonesia, banyak masyarakat suku pedalaman anak-anak biasanya ikut orang tuanya untuk berburu, kemudian belajar untuk membunuh binatang buruannya, dengan keadaan seperti ini anak sederhana bisa mendapatkan pendidikan secara tidak langsung dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari meskipun tidak melalui pendidikan sekolah dan kurangnya teknologi yang diperoleh karena berada pada suatu daerah terpencil, dan bisa dikatakan jauh dari perkotaan. Tetapi masyrakat sederhana selalu dalam hubungan yang intim dengan visi orang dewasa terhadap keterampilan yang sedang dipelajari.
           Berbeda lagi dengan anak-anak modern pada pendidikannya, bisa dikatakan mereka jauh dari orang tuanya, karena pekerjaan orang tua yang banyak terjadi di luar rumah,sedangkan anak hanya sedikir yang belajar dari pengalaman orang tuanya. Dan hanya pada pendidikan sekolah yang bisa mereka ikuti. Meskipun dalam dunia modern sudah adanya teknologi informasi, tetapi anak-anak modern kurang mampu menghubungkan informasi yang diperolehnya di sekolah dengan apa yang mesti dia ketahui supaya bekerja produktif dan menikmatinya dalam kehidupannya.
          Suatu masyarakat sederhanan tidak mempunyai orang yang hanya berfungsi sebagai mengajar saja. Tetapi di sisni anggota suku-suku yang lebih tua mengajar keluarganya yang lebih muda, walaupun untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti latihan jadi pendeta, orang dewasa tertentu bisa di pilih. Sebagai hasilnya, mereka-mereka yang mengajar turut serta secara penuh dalam kehidupan masyarakat. Meskipun mereka tidak mempunyai guru secara formal, yaitu seperti guru yang mengajar di sekolah. Malahan guru-guru masyarakat sederhana lebih mempraktekkan apa yang mereka ajarkan secara langsung, yaitu pemburu mengajarkan memanah dan melempar peluru, petani mengajarkan bertani dan seterusnya. Berbeda dengan masyarakat modern bahwa seorang guru ekonomi sekolah lanjutan tidak bisa sekalian menjadi eksekutif sebagai sebuah perusahaan atau agen iklan.
          Ada juga guru-guru dalam masyarakat sederhanan sangat terikat tidak hanya kepada murid-muridnya, yang mungkin anggota kerabtnya, tetapi juga kepada hasiil apap yang diajarkan. Jika ia gagal mengkomunikasikan keterampilan secara efektif, dia akan merasakan langsung akibatnya segera. Berbeda lagi pada guru moder tidak terlibat secara  langsung dengan sukses atau gagal muridnya, kurang merasakan insentif hidup atau mati untuk mengajarkan secar efektif.
          Dalam masyrakat sederhana contohnya saja orang Eskimo, pendidikan tidak brlangsung lama. Ketika anak sudah umur 9 tahun seorang anak Eskimo telah mempelajari dari orang tuanya bagaimanan menggunakan bahasa, menggunakan alat, dan bagaimana meramal cuaca. Dia juga sudah bisa dengan hubungan-hubungan pribadi tertentu serta larangan-larangan agama. Tetapi pendidikan formalnya telah selesai dalam arti bahwa dia telah mempelajari apa saja yang dapat diajarkan orang dewasa kepadanya secara langsung. Sedangkan masyarakat modern mengajarakan anak-anak mereka lebih banyak pengetahuan dari pada masyarakat sederhana, menggunakan lebih banyak metode mengajar, dan menggunakan waktu lebih banyak dalam pengajaran formal, meskipun waktunya makin kurang bagi masing-masing mata pelajaran yang diajarkan. Contohnya saja anak Amerika harus mempelajari mata pelajaran baru hanya bila ia telah siap untuk itu, ia terus di dorong kearah standar-standar pencapaian yang secara budaya telah diputuskan, bukan standar yang di tentukan oleh temperatur dan bakatnya sendri.             
          Nah, Pada dasarnya tugas pendidikan adalah membangkitkan rasa ingin tahu intelektual, tetapi hal ini tidak mudah karena hal tersebut menuntut dari anak-anak suatu sikap yang tidak terpengaruh, disiplin, dan permaianan intelek yang tidak datang kepadanya dengan cepat.  Dan semua orang bisa mendapatkan pendidikan, meskipun tidak melalui sekolah. Karena saat manisa dilahirkan di dunia mereka sudah mendaptkan kebudayaan yang ada di sekeliling merek, dengan beriringnya waktu pendidikan masuk di kalangan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar