DIMENSI PENDIDIKAN TRADISIONAL (SEDERHANA) DAN PENDIDIKAN MODERN
Bagaimanakah
dimensi antara pendidikan tradisional dan pendidikan modern? Sebelum lebih jauh
membahas itu, kita bahas satu persatu mengenai pengertian kebudayaan,
pendidikan tradisional dan pendidikan modern. Pendidikan merupakan proses olah
pikir manusia dengan penanaman nilai dan norma yang kemudian disosialisikan. Kebudayaan
merupakan kebiasaan yang dikembangkan oleh anggota suatu masyarakat, atau mungkin
lebih luas yaitu semua cara hidup (ways of life) yang telah diperkembangkan
oleh anggota-angggota suaatu masyarakat. Kemudian pendidikan tradisional
merupakan (konsep lama) sangat
menekankan pentingnya penguasaan bahan pelajaran. Dan pendidikan modern merupakan (konsep baru), yaitu ; pendidikan menyentuh setiap aspek kehidupan
peserta didik, pendidikan merupakan proses belajar yang terus menerus,
pendidikan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dan pengalaman, baik di dalam
maupun di luar situasi sekolah, pendidikan dipersyarati oleh kemampuan dan
minat peserta didik, juga tepat tidaknya situasi belajar dan efektif tidaknya
cara mengajar.
Pada
dasarnya pendidikan mempunyai beberapa karakteristik secara umum dan berkaitan
dengan kebudayaan, yang pertama semua
kebudayaan menggunakan upah dan hukuman untuk mendorong dan membetulkan
perilaku yang salah. Kedua masyarakat
menyembunyikan pengetahuan penting tertentu dari anak-anak. Ketiga, para remaja kelompok sebaya
cenderung memperkuat konformitas budaya, Pada dasarnya dalam masyarakat
sederhana dan masyarakat modern kelompok sebaya mendorong anggota-anggotanya
menjalankan standar moral orang tua mereka, meskipun dalam masyarakat modern
sebaya juga merangsang mereka untuk memberotak terhadap orang tua mereka. Keempat Hampir tidak berbeda
dimana-mana, kelompok dominan dalam satu kebudayaan menyusun sistem
pendidikannya untuk memperkuat kedudukan mereka sendri.
Nah,
Sebelum lebih jauh membahas bagaimana perbandingan antara sistem pendidikan tradisional
dan sistem pendidikan modern, terlebih dahulu akan diperbandingkan
masyarakatnya sendiri. Bahwa pada dasarnya masyarakat sederhana sangat homogen
karena sebagian besar anggota-anggotanya memiliki pengetahuan dan perhatian
yang sama dan biasa dengan pemikiran, sikap-sikap, dan aktivitas dariseluruh
anggota masyarakat. Kemudian pada msayarakat modern sangat kompleks,
terspesialisasi, dan rapat penduduknya dengan demikian banyak informasi yang
telah terkumpul sehingga banyak orang yang tidak tahu adanya pengetahuan.
Pada
kebudayaan modern membuat kompleksitas tinggi yang cenderung membuat mereka
kurang sensitif terhadap dampak dari emosi massa dibandingkan masyarakat
sederhana. Sedangkan bagi kebanyakan orang Barat suku sederhana kelihatannya
seperti kekanak-kanakan dalam hal perobahan perasaan yang cepat. Kemudian ada
juga anggota masyarakat kurang biasa berfikir reflektif dibandingkan orang
Barat. Dan adanya keseragaman dan latar belakang dan pandangan dalam suku-suku
sederhana mendorong munculnya reaksi yang sama terhadap stimulus yang sama.
Dalam
masyarakat modern unit keluarga tipikal adalah keluarga batih yang terdiri dari
suami, isri dan anak-anak. Kemudian pada masyarakat sederhana pada umumnya unit
keluarganya adalah keluarga luas, atau kelompok kekerabatan, yang terdiri dari
beberapa generasi yang diikat bersama melalui garis laki-laki.
Pada
kepercayaan masyarakat modern adalah yang paling fundamentaldan yang punya efek
paling jauh adalah kepercayaan akan kemajuan (progress). Bagi orang modern masa
depan bersifat terbuka, dengan kepercayaan bahwa kondisi kemanusiaan, fisik dan
spiritual, melalui penggunaan sain terhadap alam dan hubungan kemanusiaan,
dapat diperbaiki hampir tidak terbatas. Sebaliknya bagi orang sederhanan bahwa,
skema benda-benda tidak bisa berubah. Kemudian pada masyarakat sederhanan menghayati
asumsi-asumsi dasar yang sama, sedangkan sabiknya masyarakat maju orang dapat
berbeda isu-isu yang besar tanpa menghancurkan kesatuan seluruh kebudayaan.
Masyarakat
sederhanan memenuhi kebutuhan yang relatif tetap dan dikenal semua, masyarakat
industri modern mesti terus menerus menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru untuk
terus menggerakkkan roda ekonomi. Pada ekonomi masyarakat modern lebih suka
memperbaharui produk-produk lama dan membuat produk-produk baru lebih cepat
dari permintaan konsumen. Kemudian pada masyarakat tradisional menghasilkan
barang-barang yang dibutuhkan bila barang tersebut diperlukan. Dengan demikian
masyarakat sederhana satbil sebb kebutuhan anggota-anggotanya relatif terbatas,
sedangkan masyarakat modern resah dan dinamis, karena diasumsikan bahwa
kebutuhan anggota-anggotanya tidak terbatas.
Nah, Pada kali ini pembahasan selanjutnya
adalah dimensi pendidikan modern dan sederhana. Banyak perbandingan antara
pendidikan yang diperoleh oleh masyarakat modern dan masyarakat tradisional.
Pertama, Adanya perbedaan antara anak
modern dan anak sederhana, mereka dalam mendapat pendidikan. Anak-anak
sederhana turut serta secara aktif dalam kehidupan masyarakat. Dari sejak kecil
mereka sudah di didik untuk mempunyai tanggung jawab, kemudian di usia muda mereka berfikir
bagaiamana menolong keluarganya untuk memperoleh penghidupan. Mereka mempunyai
pengetahuan yang kurang terspesialisai dan sedikit keterampilan yang akan
diajarkan, jadi banyak dari mereka lebih mengutamakan untuk membantu orang tua
mereka, dari pada untuk sekolah. Dengan adanya kegiatan tersebut seolah-olah
anak-anak memperoleh warisan budaya dengan mengamati dan meniru orang dewasa.
Sedangkan pada masyarakat modern cenderung kurang menerima kebudayaan secara
langsung pada prakteknya. Sekarang saja anak-anak modern agar memperoleh
teknologi dan pandangan hidup dari orang tua mereka memerlukan waktu yang lebih
panjang, sehingga lebih banyak terasing dari orang dewasa dalam masyarakat.
Kedua, Pada dasarnya kebudayaan
masyarakat sederhana dalam agen pendidikan formalnya adalah keluarga, kerabat,
dan upacara inisiasi, dan belum mengenal adanya sekolah, karena sekolah
munculnya terlambat dalam sejarah kebudayaan , dan dalam beberapa kebudayaan
tidak sama sekali. Hanya saja kondisi yang meminta supaya sekolah muncul,
karena sangat dibutuhkan oleh manusia yaitu: (1) Perkembangan agama yang
melembaga dan kebutuhan unuk mendidik pendeta, (2) Pertumbuahan dari dalam atau
penaklukan dari luar, yang memerlukan persiapan administrasi sipil dan militer,
(3) Pembagian kerja, menuntut pendidikan dalam teknik khusus dan dalam
masyarakat industri, kebutuhan akan huruf sebagai prasyarat keterampilan
vokasional, (4) Konflik dalam masyarakat mengancam nilai-nilai tradisional dan
kepercayaan-kepercayaan dan akhirnya menjurus kepada penggunaan pendidikan
untuk menguatkan penerimaan warisan budaya.
Perbedaan
yang besar anatara pendidikan dalam masyaraka sederhanan dan masyarakat modern
adalah pergeseran dari kebutuhan seseorang insividu untuk mempelajari sesuatu
yang disetujui untuk mereka ketahui kearah apa yang dikatakan Margared Mead
“kemauan beberapa individu untuk mengajarkan sesuatu yang tidak di sepakati
bahwa siapapaun mempunyai keinginan untuk tahu”.
Pada
dasarnya anak masyarakat sederhana secara langsung mempelajari lebih dalam mengenai
kebudayaannya, dengan adanya beberapa suku yag ada di Indonesia, banyak
masyarakat suku pedalaman anak-anak biasanya ikut orang tuanya untuk berburu,
kemudian belajar untuk membunuh binatang buruannya, dengan keadaan seperti ini
anak sederhana bisa mendapatkan pendidikan secara tidak langsung dari kegiatan
yang dilakukan sehari-hari meskipun tidak melalui pendidikan sekolah dan kurangnya
teknologi yang diperoleh karena berada pada suatu daerah terpencil, dan bisa
dikatakan jauh dari perkotaan. Tetapi masyrakat sederhana selalu dalam hubungan
yang intim dengan visi orang dewasa terhadap keterampilan yang sedang
dipelajari.
Berbeda lagi dengan anak-anak modern pada
pendidikannya, bisa dikatakan mereka jauh dari orang tuanya, karena pekerjaan
orang tua yang banyak terjadi di luar rumah,sedangkan anak hanya sedikir yang
belajar dari pengalaman orang tuanya. Dan hanya pada pendidikan sekolah yang
bisa mereka ikuti. Meskipun dalam dunia modern sudah adanya teknologi
informasi, tetapi anak-anak modern kurang mampu menghubungkan informasi yang
diperolehnya di sekolah dengan apa yang mesti dia ketahui supaya bekerja
produktif dan menikmatinya dalam kehidupannya.
Suatu
masyarakat sederhanan tidak mempunyai orang yang hanya berfungsi sebagai
mengajar saja. Tetapi di sisni anggota suku-suku yang lebih tua mengajar
keluarganya yang lebih muda, walaupun untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti
latihan jadi pendeta, orang dewasa tertentu bisa di pilih. Sebagai hasilnya,
mereka-mereka yang mengajar turut serta secara penuh dalam kehidupan masyarakat.
Meskipun mereka tidak mempunyai guru secara formal, yaitu seperti guru yang
mengajar di sekolah. Malahan guru-guru masyarakat sederhana lebih mempraktekkan
apa yang mereka ajarkan secara langsung, yaitu pemburu mengajarkan memanah dan
melempar peluru, petani mengajarkan bertani dan seterusnya. Berbeda dengan
masyarakat modern bahwa seorang guru ekonomi sekolah lanjutan tidak bisa
sekalian menjadi eksekutif sebagai sebuah perusahaan atau agen iklan.
Ada
juga guru-guru dalam masyarakat sederhanan sangat terikat tidak hanya kepada
murid-muridnya, yang mungkin anggota kerabtnya, tetapi juga kepada hasiil apap
yang diajarkan. Jika ia gagal mengkomunikasikan keterampilan secara efektif,
dia akan merasakan langsung akibatnya segera. Berbeda lagi pada guru moder
tidak terlibat secara langsung dengan
sukses atau gagal muridnya, kurang merasakan insentif hidup atau mati untuk
mengajarkan secar efektif.
Dalam
masyrakat sederhana contohnya saja orang Eskimo, pendidikan tidak brlangsung
lama. Ketika anak sudah umur 9 tahun seorang anak Eskimo telah mempelajari dari
orang tuanya bagaimanan menggunakan bahasa, menggunakan alat, dan bagaimana
meramal cuaca. Dia juga sudah bisa dengan hubungan-hubungan pribadi tertentu
serta larangan-larangan agama. Tetapi pendidikan formalnya telah selesai dalam
arti bahwa dia telah mempelajari apa saja yang dapat diajarkan orang dewasa
kepadanya secara langsung. Sedangkan masyarakat modern mengajarakan anak-anak
mereka lebih banyak pengetahuan dari pada masyarakat sederhana, menggunakan
lebih banyak metode mengajar, dan menggunakan waktu lebih banyak dalam
pengajaran formal, meskipun waktunya makin kurang bagi masing-masing mata
pelajaran yang diajarkan. Contohnya saja anak Amerika harus mempelajari mata
pelajaran baru hanya bila ia telah siap untuk itu, ia terus di dorong kearah
standar-standar pencapaian yang secara budaya telah diputuskan, bukan standar
yang di tentukan oleh temperatur dan bakatnya sendri.
Nah,
Pada dasarnya tugas pendidikan adalah membangkitkan rasa ingin tahu
intelektual, tetapi hal ini tidak mudah karena hal tersebut menuntut dari
anak-anak suatu sikap yang tidak terpengaruh, disiplin, dan permaianan intelek
yang tidak datang kepadanya dengan cepat. Dan semua orang bisa mendapatkan pendidikan,
meskipun tidak melalui sekolah. Karena saat manisa dilahirkan di dunia mereka
sudah mendaptkan kebudayaan yang ada di sekeliling merek, dengan beriringnya
waktu pendidikan masuk di kalangan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar